Selasa, 10 Januari 2017

Review Asus Zenfone 3 | Pengalaman Selama 2 Minggu

Sebagai lanjutan dari paragraf terakhir pada artikel saya sebelumnya dan sekaligus jawabannya, kali ini saya akan me-review tentang HP yang saya beli sekitar 2 minggu lalu, yakni Asus Zenfone 3. Untuk unit yang saya gunakan adalah Asus Zenfone 3 ZE552KL yang memiliki layar 5,5 inch dan berbody kaca. Tidak hanya sekedar review, namun saya juga akan mengeluarkan sedikit unek-unek saya, jadi langsung saja simak!



Sebelum memulai, saya meminta maaf terlebih dahulu karena foto foto yang saya lampirkan tidak maksimal karena keterbatasan peralatan yang saya miliki, namun saya tetap membuat tulisan yang terbaik hehehe.

Saya membeli Asus Zenfone 3 ZE552KL ini pada akhir Desember 2016 dengan harga Rp 4.800.000 dengan garansi resmi di Plasa Marina, Surabaya. Jika ada yang bertanya mengapa saya tidak membeli Samsung Galaxy S7/Edge atau Zenfone 3 Deluxe sekalian? Jawabannya... karena saya tidak punya uang.

Pembelian

Tidak sulit untuk mencari retail toko yang menjual HP ini, karena sejak zaman Zenfone 2, antusias pasar sudah besar, sehingga banyak toko yang berminat untuk menjualnya, termasuk Zenfone 3 ini. Tapi setahu saya sedikit sulit untuk mencari yang Deluxe. Saya akhirnya memilih retail toko yang sedikit ramai karena disana telah terpajang display Zenfone 3. Tanpa basa-basi saya langsung menuju salesnya dan membeli Zenfone 3 warna hitam. Awalnya salesnya menyarankan saya untuk mengambil warna putih saja, karena warnanya lebih mewah dan tidak terlalu kotor terlihatnya. Namun setelah melihat unitnya yang warna putih, saya tidak berminat untuk mengambil warna putih karena kurang maco alias kurang laki. Si Sales mempersilahkan saya duduk untuk menunggu barang saya diambilkan terlebih dahulu.

Begitu barang saya tiba, mulailah dibuka kotaknya secara perlahan. Yang saya notice saat itu adalah kotaknya. Saya kira akan setebal kotak punya Samsung, ternyata lebih tipis, namun tetap terlihat mewah. Setelah itu salesnya mulai mengecek perlengkapannya satu per satu hingga kata terakhir si salesnya "mau diinstal aplikasi mas?", dengan tegas saya katakan "Tidak". Kemudian saya pulang.

Paket Pembelian

Pada paket pembelian, tentu saja akan mendapatkan unit handsetnya, Asus Zenfone 3 ZE552KL versi 5,5 inch. Unit lainnya berupa kepala charge dan kabel data yang kurang lebih panjangnya 60cm, keduanya berwarna putih. Tidak lupa di dalam kotaknya berisi Panduan Penggunaan, Kartu Jaminan alias Kartu Garansi resmi dari Asus, dan SIM Ejector yang bentuknya kecil, bulat, dan berlubang "senyum". Kita tidak mendapatkan headset atau earphone di dalam paket pembelian, kecuali tokonya memberikan paketan sendiri.

Desain

Di sektor desain, sudah dipastikan Zenfone 3 sudah berbeda sekali dengan seri pendahulunya, Zenfone 2. Kini desainnya lebih elegan, premium, dan kekinian, yakni menggunakan Corning Gorilla Glass 3 pada sisi depan dan belakangnya. Entah kenapa Asus masih menggunakan Gorilla Glass 3, padahal di zaman sekarang ini, kebanyakan smartphone global sudah menggunakan Gorilla Glass 4, atau bahkan 5. Dan perlu diketahui lompatan Gorilla Glass 3 ke 4 membawa perubahan yang sangat besar, dan terbukti jauh lebih "tahan banting". Tapi biarlah itu sudah menjadi keputusan Asus, saya yakin itu sudah dipertimbangkan oleh Asus. Namun meskipun terlihat premium, tentu ada konsekuensinya. HP ini terasa licin sekali, bahkan diletakkan pada permukaan yang kesat seperti sofa kulit, HP ini masih bisa ngesot. Dan ya, HP ini pernah jatuh dari sofa tersebut dan meninggalkan jejak yang bisa menyayat hati.

Tapi yang saya notice adalah ketika saya sudah menggunakannya sekitar 3 hari, saya baru menyadari kalau kaca bagian belakangnya ini sedikit kendor. Tidak kendor sekali, namun cukup mengganggu ketika menyadarinya, dan saya jadi ingin selalu merapatkannya. Bagi anda yang ingin membeli HP, harap untuk lebih teliti lagi.


Peletakan tombolnya sendiri juga sudah berbeda. Di sisi depan terdapat layar Super IPS 5,5 inch, kamera 8MP, perlengkapan sensor, 3 tombol navigasi tanpa backlight, dan LED Notifikasi. Di sisi atas terdapat, microphone dan jack audio 3,5mm, ya untungnya ada jack audionya. Di sisi kanan terdapat tombol volume dan tombol power. Di sisi bawah terdapat USB Type C yang rasanya sudah mendukung USB 3.0, microphone, dan speaker. Disisi kiri hanya terdapat slot hybrid Micro SIM + Nano SIM/Micro SD. Dan Disisi belakang terdapat Kamera 16MP, laser autofocus, dual LED flash, sensor sidik jari, dan logo Asus.

Selain penggunaan kaca di depan dan belakang, Zenfone 3 seri ini juga menggunakan metal frame untuk bingkainya. Saya rasa Zenfone 3 ini ada kemiripan jika terlihat dari belakang, bahkan ketika saya menggunakannya, teman saya mengira ini HP Samsung. Namun itu sudah menjadi selera masing masing, bisa suka, dan bisa biasa biasa saja.

Untuk dimensinya sendiri, pertama kali saya menggenggamnya saya merasa HP ini gede sekali. Ya maklum saja, dari layar 4 inch ke 5,5 inch, terasa sekali bedanya. Tapi untuk tangan tangan wanita tentu saja ini akan disukai.

Overall penilaian saya untuk desainnya bagus banget meskipun ada beberapa yang bisa dikembangkan seperti tambahan backlight pada tombol navigasi, dan built quality yang lebih diperhatikan lagi. Sisanya, SIP!

Layar

Menggunakan bentangan layar 5,5 inchi beresolusi Full HD (FHD) 1920x1080 dengan panel Super IPS+ membuat tampilan warna yang diberikan HP ini sangat memuaskan. Warnanya natural, tidak lebay, tidak alay, dan tentu saja, memanjakan mata. Dan tentu saja dengan kerapatan diatas 400ppi, layar Zenfone 3 ini sangat tajam meskipun dipelototin juga tidak akan terlihat pixel-pixelnya.

Bila dibandingkan dengan Layar Super AMOLED, sebenarnya tidak jauh berbeda, dan kedua layar ini memiliki ciri khas yang berbeda, sehingga tidak ada yang "lebih bagus", "lebih jelek" atau "mendingan". Saya sempat membandingkan layar Zenfone 3 ini dengan layar Samsung Galaxy S7 Flat. Perbedaannya, layar Super IPS+ bila menampilkan warna putih sekilas sedikit kemerah-merahan, sedangkan layar Super AMOLED sedikit kebiru-biruan. Untuk warna hitamnya juga tidak terpaut jauh, Layar Super IPS+ menampilkan hitam yang tidak jauh berbeda dangan layar Super AMOLED. Layar Super IPS+ menampilkan warna hijau pepohonan lebih alami, sedangkan layar Super AMOLED saya rasa terlalu hijau. Begitu pula dengan warna warna lainnya, layar Super AMOLED sedikit berlebihan. Namun sudah menjadi selera masing-masing setiap orang. Bagi yang matanya suka sekali yang full color, sudah pasti lebih nyaman melihat Super AMOLED, dan bagi yang matanya suka yang natural akan lebih nyaman melihat layar Super IPS+ ini. Namun jangan khawatir, Asus sudah menyematkan aplikasi bawaan bernama "Splendid" yang bisa memberikan nuansa warna yang mirip dengan Super AMOLED. Namun, jika ditanyakan saya lebih suka yang mana, well saya akan menjawab "saya lebih suka warna putih dan hitam dari Super AMOLED dan lebih suka warna-warna lain selain putih dan hitam dari Super IPS+"


Dalam penggunaan sehari-hari, saya merasa sangat termanjakan oleh layarnya, dan untuk performa dibawah sinar matahri juga masih terlihat jelas. Tingkat kecerahannya juga sudah sempurna untuk mata saya. Dua jempol untuk layarnya.

Hardware
Untuk Ras Zenfone 3 ini, Asus mempercayai Qualcomm Snapdragon 625 (yang selanjutnya saya sebut S625) yang diklaim sebagai prosesor hemat daya sebagai dapur pacu untuk segala pekerjaan di HP ini. Mengapa Asus tidak memakai Intel lagi? Menurut berita yang saya baca, karena Intel sudah tidak memproduksi prosesor untuk HP. Untuk 'tangan-tangan'nya, prosesor ini memiliki 8-core yang semuanya aktif, dan sudah mendukung jaring 4G dan disematkan VGA Adreno 503. Saya kira prosesor ini memiliki suhu yang amat panas, mendengar 8-core active. Namun kenyataanna prosesor ini memiliki suhu yang dingin. Sepanas-panasnya HP ini mungkin hanya dalam kategori hangat saja. Dan untuk kinerjanya, super gesit. Saya tidak pernah merasakan adanya lag atau bahkan hang di HP ini. Wuz-wuz lah pokoknya.

Untuk perlengkapan lainnya, HP ini memiliki RAM 4GB, dan internal 64GB. Saking besarnya internal HP ini, sampai sampai ada sistem seperti "Recycle Bin" ketika hendak menghapus file melalui file manager dan galeri, namun tidak untuk aplikasinya.

Yang istimewa disini adalah HP ini sudah disematkan speaker 5 magnet, SonicMaster. Yup, SonicMaster biasa kita jumpai pada laptop-laptop Asus. Kualitas suaranya? Oke sih, nyaring dan tidak terlalu kecil seperti Xperia Z1 Compact yang pernah saya punya, namun tetap tidak seenak HTC One. Selain itu, HP ini juga sudah mendukung Hi-Res Audio lagu kita. Tentu saja fitur ini hanya bisa dirasakan oleh lagu-lagu Hi-Res. Dan sekilas memang tidak dapat dirasakan perbedaannya, hampir sama dengan format .mp3. Namun jika jeli mendengarkannya, maka akan ada suara detail-detail yang muncul dibelakang lagu yang selama ini tidak disadari. Yang saya rasakan adalah ketika mencoba lagu favorit saya, Dear God-Avenged Sevenfold dengan format 16-bit .flac, saya mendengarkan suara ukulele dengan lebih jelas pada saat reff dipertengahan lagu, dan akhir lagu (solo). Tapi untuk lagu DJ saya tidak bisa merasakan perbedaannya. Dan lagu-lagu .mp3 juga tidak bisa saya rasakan bedanya.

Software
Asus Zenfone 3 ini disematkan Android Marsmallow out of the box dengan ZenUI 3. Baik, untuk yang satu ini mungkin banyak dicemooh oleh para reviewer, karena UI ini memiliki bloatware yang terlalu banyak, dan saya setuju dengan mereka. Banyaknya Aplikasi bawaan yang sayangnya tidak bisa dihapus secara permanen membuat saya ilfeel dengan UI ini. Namun tentu saja aplikasi bawaan yang tidak saya butuhkan masih bisa dinonaktifkan. Saran saya untuk Asus dan pabrikan smartphone lainnya, seharusnya jadikan aplikasi buatannya sebagai opsional, pengguna dapat mengunduhnya dengan suka-suka. Memang sih, ada aplikasi bawaan yang sangat membantu seperti File Manager, Asus Management, dan Quick Memo. Tapi kabar baiknya, sekitar akhir januari 2017 atau februari nanti akan ada update Andoid Nougat untuk ZE552KL terlebih dahulu, ya semoga Asus sudah mendengar keluhan pengguna dan memperbaikinya dengan baik.

Untuk tampilannya sendiri, saya merasa puas dengan tampilannya. Tampilan icon-iconnya juga tidak terkesan HP China, cukup simple dan mirip-mirip dengan icon-iconnya Samsung, meskipun tidak bisa dipungkiri, UI TouchWiz Samsung lebih enak dilihat daripada ZenUI. Tapi untuk saya pribadi masih enak dilihat, tidak seperti merek 'Xiao Dre' yang saya rasa tampilannya HP China banget. Tapi itu tergantung selera.

Kelebihan ZenUI 3 lainnya adalah performa multitaskingnya yang mumpuni. Pindah aplikasi ke aplikasi lain yang diminimize sangat lancar, tidak ada lag, dan aplikasinya tidak pernah saya temui me-refresh ulang.

Kamera


Asus menanamkan kamera di Zenfone 3 ini dengan sensor Sony IMX 298 16MP f/2.0 OIS 4-axis dan sensor ini juga digunakan di beberapa HP flagship lainnya. Asus juga memberikan banyak sekali fitur pada kamera ini dengan mode-mode yang bisa digunakan sesuai dengan keadaan lingkungan yang akan difoto atau keinginan pengguna. Namun saya lebih suka dengan mode Manualnya yang sangat fleksibel untuk ukuran smartphone. Autofocusnya cepat namun tidak secepat Samsung Galaxy S7. Kekurangannya hanya pada dinamic range yang tidak konsisten, namun bisa saya tanggulangi dengan Mode HDR Pro atau memilih fokus objeknya saja. Dan hasilnya, bagus banget. Check this out:




Untuk perekaman videonya saya rasa cukup untuk HP ini. Pasalnya, resolusi yang mampu direkam sudah baik, dapat merekam hingga 4K video, namun favorit saya hanya Full HD 60p dan OISnya bekerja dengan baik. Namun untuk detail videonya saya rasa tidak terlalu wah. Saat saya berpindah object, akan ada sedikit pixeleted atau apa itu istilahnya burek, namun akan kembali normal.

Untuk kamera depannya juga bagus banget meskipun di dalam ruangan rendah cahaya, contohnya seperti di dalam mobil. Jujur saja saya pribadi tidak pernah mencobanya, namun teman saya yang perempuan sudah puas mencobanya dan ia berkata "Sumpah, kamera depannya bagus banget, aku beli HP ini aja", dan kamera depan yang akurat untuk menilainya adalah seorang perempuan, jadi kita dapatkan kesimpulannya hehehe. Hasilnya? Maaf tidak bisa saya tampilkan karena bukan muka saya.

Baterai
Bagian ini adalah hal yang paling saya suka dari HP ini. Dibelaki dengan baterai 3000 mAh dengan prosesor yang hemat daya membuat HP ini irit banget dalam penggunaan sehari-hari. Pada saat hari libur, full WiFi dengan pola pemakaian saya yang intensif di sosial media seperti Instagram, Facebook, Twitter, Line, dan WhatsApp, ketika malam main Youtube 2-3 jam sampai tertidur dan sesekali bermain game Egg Inc., Alto's Adventure, dan Evil Cogs, HP ini sanggup menemani saya seharian penuh. Berikut adalah hasilnya:



Dan ketika hari kerja, saya mendapatkan hasil yang lebih WAW lagi, dengan pola penggunaan saya yang sama saja namun tidak se-intensif hari libur, saya mendapati HP ini sanggup bertahan sehari lebih sedikit. Berikut hasilnya:


Namun ada kalanya HP ini benar-benar terkuras habis. Bukan karena pola penggunaan saya, namun karena ada pihak aplikasi dibelakangnya. Pada suatu kasus, aplikasi Al-Quran saya hidup di background dan mengambil informasi data lokasi, sehingga saya merasakan HP saya terkuras lebih cepat dari biasanya. Akhirnya saya mematikan paksa aplikasi ini dan merestart ulang HP saya sehingga kembali normal. Pada kasus yang lain, aplikasi Facebook yang entah kenapa, benar-benar menguras baterai HP saya semalaman, bahkan persentasenya tidak kalah dengan screen-on-time. Saya tidak yakin kalau kasus ini terjadi hanya pada HP saya, mungkin pada HP merek merek lainnya juga.

Dan sayangnya juga, HP ini tidak dilangkapi dengan  fitur Quick Charge. Jadi mengisi daya dari 15%-100% kurang lebih 1,5 jam samapi 2 jam, bila ngecharge sambil digunakan bisa sampai 2,5 jam, namun saya tidak terganggu dengan hal tersebut karena sudah terbiasa dengan HP HP saya sebelumnya yang tanpa Quick Charge. Namun overall, Daya tahannya mantap!

Kesimpulan
Akhirnya kita sampai pada penghujung acara. Kesimpulan yang saya dapatkan untuk penilaian HP ini adalah 9/10 alias hampir sempurna. Dengan harga yang saya dapatkan jika dibandingkan dengan si merek Korea Selatan itu, saya rasa HP ini lebih worth to buy dengan segudang alasan yang sudah saya jelaskan di atas, desain premium, performa bagus, baterainya irit, UI yang terkesan jauh dari China phone, dan kamera yang luar biasa. Walau dengan kekurangan-kekurangan yang untuknya masih bisa ditoleransi.

Dan saya harap hasil review seputar pengalaman saya menggunakan HP ini dapat membantu anda yang ingin ganti ke HP ini namun masih ragu karena merek Asus, jangan khawatir, setau saya untuk di Surabaya sendiri service resminya banyak walaupun tak sebanyak Samsung dan Asus juga sudah berpengalaman dan menguasai pasar laptop di Indonesia, bisa jadi untuk smartphone mereka juga tidak kalah kualitasnya.

Mohon maaf apabila ada salah kata dan sampai jumpa di artikel berikutnya!

1 komentar:

Tour Museum Tugu Pahlawan Surabaya | Arti Sebuah Sejarah

" Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya " Begitulah kalimat yang sering kita dengar pada setiap ...